Jumat, 02 April 2010

Jangan Jadi Perempuan High Maintenance!

Kebanyakan perempuan akan berubah menjadi manja, pemarah, mudah tersinggung, dan tidak pernah puas, setelah memiliki pasangan. Contohnya saja, Anda langsung kesal kalau pasangan tidak langsung membalas SMS Anda, atau Anda tidak puas dengan hadiah ulang tahun yang diberikan pasangan dan enggan memakainya.


Semua keinginan tersebut membuat Anda seolah kehilangan akal sehat. Anda hanya ingin dimanja dan diberikan kemewahan. Yang paling membuat Anda bingung, sebelum bertemu dengan si dia Anda termasuk perempuan yang mandiri. Mengapa semuanya jadi berubah justru setelah Anda mempunyai pendamping tetap?

Nah, ada baiknya Anda menenangkan diri dulu. Ingat-ingat bagaimana reaksi Anda bila terjadi sesuatu antara Anda dan si dia, lalu carilah solusi yang terbaik.

Kasus 1: Anda langsung marah besar saat pasangan lupa menelepon balik. Kemudian ketika ia terlambat menjemput hingga 1 jam, Anda akan berdiam diri dan tidak menegurnya sampai tengah hari.

Jalan keluar: Cari kegiatan positif yang bisa menyibukkan Anda, seperti memasak, berbenah, membaca, browsing internet, atau kegiatan lainnya. Anda bisa juga menyibukkan diri dengan berjalan-jalan dengan teman-teman. Mereka yang punya kehidupan yang aktif umumnya akan menggunakan waktu untuk bersosialisasi dan menyalurkan hobi.

Kasus 2: Barang-barang fashion atau kencan fine dining bukan sesuatu yang luar biasa dalam hubungan Anda. Semuanya sudah jadi kebiasaan, karena si dia selalu menghujani Anda dengan hadiah-hadiah semacam itu.

Jalan keluar: Anda bukan tipe perempuan matre, kan? Anda punya penghasilan dan bisa membeli sendiri barang yang Anda mau. Hargailah pemberian pasangan, meskipun tidak Anda sukai. Percayalah, mereka tetap butuh pengakuan bahwa Anda menyukai pemberiannya.

Kasus 3: Jalan-jalan tidak pernah dilakukan secara spontan. Soalnya, Anda butuh tiga jam untuk berdandan.

Jalan keluar: Ladies, pria tidak mau akan mengamati selentik apa bulu mata Anda, atau apakah rambut Anda harus lurus setelah dicatok berkali-kali. Percayalah, Anda bisa tampil beda saat pergi ke resepsi perkawinan. Jadi simpan saja tenaga Anda kalau hanya sekadar makan siang di mall.

Kasus 4: Anda tidak tahu bagaimana pekerjaan pasangan Anda. Sebab yang menjadi fokus perhatian Anda adalah penjelasan panjang lebar tentang keterlambatannya menelepon atau menjawab SMS Anda.

Jalan keluar: Boleh saja mengeluarkan uneg-uneg kepada pasangan. Tetapi Anda harus tetap adil. Anda ingin didengarkan? Begitu juga pasangan. Beri kesempatan padanya untuk menceritakan apa yang menjadi kebanggaan dan kebahagiaannya di tempat kerja.

Kasus 5: Anda lupa bagaimana rasanya naik angkutan umum, karena pasangan selalu siap menjemput dan mengantar Anda kapan pun dan kemana pun.

Jalan keluar: Halooo...? Pasangan Anda bukan supir. Ia pasti memiliki aktivitas yang lebih penting dilakukan, bukan sekadar mengantar Anda kesana-kemari.

Kasus 6: Si dia harus menemani Anda berbelanja, reuni dengan teman SMA, dan makan bersama keluarga Anda. Namun, Anda jarang mau ikut serta dengan kegiatannya.

Jalan keluar: Terlalu mendominasi hubungan akan berujung pada pemberontakan. Sesekali saat libur tanyakan pada pasangan apa yang ingin lakukan. Kali ini, Anda yang harus mengikuti jadwalnya.

Kasus 7: Anda enggan berkumpul dengan teman-temannya karena menurut Anda mereka kurang asik. Namun Anda juga tak mau jika pasangan lebih memilih berkumpul bersama temannya ketimbang Anda.

Jalan keluar: Anda tidak harus memaksakan diri nongkrong dengan teman-temannya. Cari kegiatan bersama teman-teman yang sempat Anda lupakan karena Anda begitu sibuk dengan si dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar